Ulu-Ilir-Institute - Seni, Budaya, Spiritualitas

+62 838 0128 9648 (juga untuk WA)

office@ulu-ilir-institute.org

Ulu-Ilir-Institute Jl. Talang Kerangga No. 25 30 Ilir, Ilir Barat II

Palembang - Indonesia

123 456 789

info@example.com

Goldsmith Hall

New York, NY 90210

07:30 - 19:00

Monday to Friday

Ulu-Ilir-Institute - Seni, Budaya, Spiritualitas

Narasumber di Konferensi Internasional UIN Walisongo, Semarang

Dari tanggal 6 sampai 7 November 2019, Dr. Claudia Seise diundang sebagai narasumber di konferensi internasional “International Conference on Ushuluddin & Humanities Studies: Religion, Humanity & Civilization in Disruptive Era” yang diadakan oleh Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang. Dr. Claudia membicarakan penilitiannya tentang Islam di Indonesia dan khususnya framework teoretisnya yang dikembangkan selama penilitian 14 bulan di Yogyakarta, Palembang dan Sungai Lilin, yaitu religioscape.

“Religioscapes are dynamic social spaces where one religious practice and/ or religious interpretation is predominant. Religioscapes are neither purely static nor entirely fluid. Cultivated historically, they include movement, change, and transformation, as well as continuity and stability of religious practices and interpretations. Religioscapes are influenced by individuals and influence individuals. This constitutes a mutual process. Religioscapes can extend and shrink depending on the individuals’ preference, influence and connections within it. Different religioscapes can exist within one geographical region and several religioscapes can overlap. Religioscapes allow for an analysis and understanding about relations and dynamics between different spatial scales ranging from the local to the global.”

Menurutnya, kalau kita ingin meniliti dan mempelajari Islam di Indonesia lebih lanjut, kita mesti mempelajari pemahaman Islam individu, khususnya para ulama, da’i dan ustadz. Biar kita bisa memahami bagaimana interpretasi dan praktek Islam disebarluaskan di kalangan masyarakat. Tidak cukup mengambil label/ kategori (misalnya tradisional, modernis, fundamentalis, dll.) untuk menjelaskan apa yang kita perhatikan di lapangan. Tetapi kita harus menganalisis latarbelakang seorang ulama, tradisi dimana dia dibesarkan, buku-buku yang dia baca, majelis yang dia hadiri, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga penting untuk meng-de-politisasikan studi dan penilitian tentang Islam dan khususnya Islam di Nusantara.

Konferensi Internasional di Semarang ini berjalan dengan sangat baik dan diorganisir dengan profesional oleh panitia.